Senin, 18 Januari 2010

METODA INKUIRY DAN VERIFIKASI

Experiment dilakukan sebagai penunjang untuk menguji suatu teori. untuk melakukan experiment tersebut dibutuhkan beberapa metoda. metoda itu ada dalam bentuk inkuiry dan ada juga dalam bentuk veriffikasi. setiap metoda tersebut memiliki sisi kelebihannya dan sisi kekurangannya. berikut sisi kekurangan dan kelebihannya:


Metoda Inkuiry
kelebihan:
 guru mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat komunikatif untuk experiment yang sedang dilakukan.
 Dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut siswanya bersifat ingin mengetahui dan lebih mengexplore(menggali)
 Siswa lebih kreatif karena mereka dapat mengexplore dengan leluasa dan memahaminya dengan baik.
 Guru memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswa untuk penjelasan konsep yang diberikan.
Kekurangan:
Dapat membingungkaan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Metoda verifikasi
Kelebihan:
 experiment yang dilakukan lebih untuk memahami konsep atau untuk menguji suatu teori
 memahami dengan prosedur-prosedur yang tepat dan berurutan sehingga proses experimentnya menghasilkan sesuatu yang dicari.
Kekurangan:
 Terkesan lebih kaku dan baku
 Metoda ini cocok untuk tingkat atas seperti mahasiswa. Mahasiswa lebih mempelajari konsep karena konsep itu merupakan dasar materinya.

Menurut pendapat saya,dengan melihat sisi kelebihan dan sisi kekurangannya,saya lebih menyukai metoda inkuiry. Dengan metoda inquiry saya lebih ingin mengexplore lebih dalam seperti percobaan resonansi. misalnya dengan mengamati tabung dan menelaah mengapa tabung itu dapat berbunyi nyaring dapat disimpulkan pengertian resonansi. Lalu dengan menentukan harga kecepatan bunyi,menentukan variabel-variabelnya dapt disimpulkan hubungaan antara frekuensi dan panjang gelombang. Metoda inkuiry juga memerlukan logika,daya nalar dan pemahaman konsep. Jadi sebelum saya melakukan experiment saya harus memahami materi terlebih dahulu. Dengan seperti itu proses experiment saya berjalan dengan lancar.

artikel listrik

Mengenal Power Supply Unit (PSU)
Komputer (PC) memiliki komponen yang cukup banyak. Salah satunya adalah Power Supply. Sesuai dengan namanya, Power supply unit (PSU) berfungsi untuk memasok daya ke komponen lain pada PC. Semua komponen PC (selain power supply) akan memperoleh pasokan daya dari power supply tersebut. Spesifikasi yang sering dicantumkan adalah daya maksimum total dan daya maksimum masing-masing tegangan (bisa juga arus maksimum). Nilai-nilai ini sebaiknya dicermati. Adapun tegangan yang umum disediakan oleh power supply adalah +3,3V, +5V, +12V, -5V, -12V, dan +5VSB (Standby).
Jenis Power Supply
Dahulu jenis power supply yang sering digunakan adalah model AT. Pada model ini, kita harus menekan tombol ON/OFF pada CPU jika ingin mematikan komputer. Tapi saat ini, jenis power supply yang banyak digunakan adalah ATX karena model ini memberikan kemudahan mematikan CPU tanpa harus menekan tombol ON/OFF pada CPU, cukup dengan mengklik Shutdown.
Sebaiknya komputer (PC) digunakan ditempat yang dingin/ber-AC dan tidak terkena sinar matahari langsung. Hal ini agar komputer kita tidak cepat panas. PSU juga membantu agar computer tidak cepat panas karena salah satu komponen pada PSU adalah kipas/fan. Nah, permasalahannya adalah seringkali PSU tidak dirawat dengan baik sehingga sering masuk debu dan kotoran lainnya. Bagaimana cara membersihkannya ya?
Membersihkan Kipas Power Supply
Hilangkan debu yang menempel pada kipas, atau ganti kipas bila memang diperlukan. Kipas PSU (Power Supply Unit) yang tak berputar normal dapat menyebabkan PC hang. Terlalu banyak debu yang menempel bisa menjadi penyebab kipas susah berputar. Lebih parah lagi bila kipas ternyata benar-benar mati, sehingga PSU menjadi panas sekali dan PC ngadat. Rajin-rajinlah membersihkan kipas PSU, tapi kalau memang sudah rusak ya perlu diganti kipasnya dengan yang baru.
Langkah-langkah membersihkan Power Supply Unit
Langkah 1
Matikan PC, lalu bersihkan kipas PSU dari luar. Gunakan kuas untuk membersihkannya melalui lubang di belakang PC. Untuk hasil terbaik, gunakan vacuum cleaner atau penyemprot udara bertekanan. Setelah bersih, coba hidupkan lagi PC Anda.
Langkah 2
Apabila kipas benar-benar mati, coba lepaskan kabel power dan kabel monitor dari PC. Tentu PC juga harus dimatikan. Buka case PC, lalu copot semua konektor power yang tertancap ke motherboard dan ke komponen lain. Lepaskan baut yang mengaitkan PSU dengan case PC.
Langkah 3
Keluarkan PSU dari dudukannya di case PC dan pastikan tanganmu sigap menahannya agar tak jatuh.
Langkah 4
Bongkar kotak atau case PSU. Gunakan obeng untuk membuka empat baut pengait yang ada di sisi atas case.
Langkah 5
Setelah terbuka, bersihkan debu yang menempel di papan sirkuit elektronik dan kipas dengan menggunakan vacuum cleaner atau penyemprot udara bertekanan.
Langkah 6
Kalau Anda berniat mengganti kipas tersebut, lepaskan empat baut kipas PSU dengan menggunakan obeng, lalu copot kipas dari case PSU.
Langkah 7
Buka pula keempat baut pengunci sirkuit elektronik, lalu keluarkan dari case. Bersihkan debu yang masih menempel bila memang ada.
Langkah 8
Panaskan solder, lalu lelehkan timah di sisi bawah sirkuit tersebut, tepat pada kabel power kipas. Copot kedua kabel positif dan negatif dari lubang pada sirkuit. Solder kedua kabel kipas baru ke lubang tadi. Pastikan posisi kabel tidak terbalik.
Langkah 9
Pasang kembali sirkuit elektronik dan kipas ke tempatnya semula. Kunci dengan menggunakan baut, lalu kencangkan.
Langkah 10
Tutup case PSU dan kencangkan baut kecil di keempat sudutnya. Setelah selesai, pasang PSU ke case PC dan hubungkan kembali konektor power ke motherboard dan komponen lain.
Yang perlu diperhatikan, jika kamu awam tentang elektronika, jangan sekali-kali membuka PSU adapter. Lebih baik beli kipas baru dan dan minta tolong teknisi komputer. Pilih kipas baru yang memiliki ukuran fisik sama dengan kipas lama PSU. Samakan pula tegangan (V) dan arusnya (A).
Sumber : PCPlus

Galvanometer adalah alat pengukur kuat arus yang sangat lemah. Cara kerjanya sama dengan Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmeter. Ketiga alat itu cara kerjanya sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak berputar.
Lensa
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari


sebuah lensa
Lensa atau kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejeni digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut lensa, misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax".
Lensa paling awal tercatat di Yunani Kuno, dengan sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas-pembakar (sebuah lensa konveks digunakan untuk memfokuskan cahaya matahari untuk menciptakan api).
Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga menunjukan bahwa gelas-pembakar juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga apa yang kemungkinan adalah sebuah penggunaan pertama dari lensa pembetul: Nero juga diketahui menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk-konkave (kemungkinan untuk memperbaiki myopia).
Seneca the Younger (3 SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari sebuah gelas bulat yang diisi oleh air. Matematikawan Arab Alhazen (Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038) menulis teori optikal pertama dan utama yang menjelaskan bahwa lensa di mata manusia membentuk sebuah gambar di retina. Penyebaran penggunaan lensa tidak terjadi sampai penemuan kaca mata, mungkin di Italia pada 1280-an.

Multimeter
________________________________________




Liquid-Crystal Display
(LCD)
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna. dengan mengoperasikan sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah dijadikan sebagai sebuahvoltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan (disebut 'range') pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi
________________________________________
Pemilihan multimeter
Foto dibawah menunjukan multimeter dengan harga sedang dapat digunakan untuk elektronik umum, anda dapat membelinya dengan beberapa puluh ribu.sebuah digital multimeter merupakan pilihan terbaik pertama, berharga lebih murah dan cocok untuk pengujian proyek sederhana.
jika membeli multimeter analog yakinkan bahwa bersensitivitas tinggi setidaknya 20k /V atau lebih pada jangkah/range DC , kurang dari itu tidak cocok untuk pengukuran elektronik. Penandaan sentisitivitas normalnya berada pada pojok skala meter, abaikan nilai AC yang lebih rendah (sensitivitas pada jangkah AC tidak penting), jika nilai DC yang lebih tinggi menjadi sangat kritis.Yang ada pada analog multimeter yang dijual murah untuk pekerjaan listrik dalam mobil sensitivitasnya sangat rendah.
________________________________________


Multimeter Digital
Photograph © Rapid Electronics


Multimeter Digital
Seluruh multimeter digital mempunyai batteray untuk memberi daya pada penampilannya juga tidak membutuhkan daya dari rangkaian dalam pengukurannya . Ini berarti dalam jangkah DC mempunyai resistansi tinggi (biasa disebut impedansi input) dalam 1M atau lebih, biasanya 10M , dan sangat tidak mempengaruhi pada rangkaian yang diukur.
Rata-rata jangkah ukur untuk multimeter digital:
(merupakan nilai maksimum pembacaan pada setiap jangkahnya)
• Tegangan DC: 200mV, 2000mV, 20V, 200V, 600V.
• Tegangan AC: 200V, 600V.
• Arus DC: 200µA, 2000µA, 20mA, 200mA, 10A*.
* Jangkah10A biasanya tak berpemutus arus disambung dengan socket khusus.
• Arus AC: Tak ada. (Anda menginginkan mengukurnya).
• Resistansi: 200 , 2000 , 20k , 200k , 2000k , Diode Test.
Meter digital mepunyai kekhususan pengetes diode sebab jangkah pengukur resistansinya tidak dapat untuk mengukur diode dan komponen semikoduktor yang lain.

________________________________________


Multimeter Analog
Photograph © Rapid Electronics

Multimeter Analog
Meter-meter Analog mengambil sedikit tenaga dari rangkaian yang diuji untuk mengoperasikan jarum penunjuknya. Alat harus bersensitivitas tinggi setidaknya 20k /V atau memposisikan pembenahan pembacaan untuk rangkaian yang diuji. Cermati pada sesi dibawah ini sensitivitas for untuk telitinya.
Battery didalam meter untuk menyediakan jangkah pengukuran resistansi, akan habis dalam masa tahunan tetapi membiarkan meter pada jangkah pengukuran resistansi akan membuat batteray terus bekerja sampai habis.
Jangkah rata-rata multimeter analog seperti digambarkan:
(Nilai teganagan dan arus adalah nilai maksimum setiap jangkah ukur)
• Tegangan DC: 0.5V, 2.5V, 10V, 50V, 250V, 1000V.
• Tegangan AC: 10V, 50V, 250V, 1000V.
• Arus DC: 50µA, 2.5mA, 25mA, 250mA.
Jangkah ukur arus tinggi hilang pada tipe meter ini.
• Arus AC: Tak ada. (Anda menginginkan mengukurnya).
• Resistansi: 20 , 200 , 2k , 20k , 200k .
Nilai resistansi adalah nilai tengah setiap jangkah pengukuran.
Merupakan ide yang bagus untuk multimeter analog meletakkan jangkah tegangan DC layaknya 10V ketika tidak digunakan. Adalah agar tidak rusak oleh pemakaian sembrono jangkah ini, dan mudah diubah kemanapun sesuai yang diinginkan!
Sensitivitas dari multimeter analog
Multimeter harus berada pada sensitivitas tinggi setidaknya 20k /V dengan kata lain jangkah tegangan DC berada sangat rendah perlu pembenaran pembacaan. Untuk memenuhi pembacaan yang benar(valid) resistansi meter harus sepuluh kali resistansi alat yang diukur (take this to be the highest resistor value near where the meter is connected). anda dapat menaikan resistansi meter dengan memilih jangkah ukur yang lebih tinggi ,tetapi akan mendapatkan pembacaan dengan akurasi yang sangat rendah!
Pada beberapa jangkah ukur teganagan DC:
Meter Analog Resistansi = Sensitivitas × Max. jangkah pembacaan
contoh sebuah meter denganh 20k /V sensitivitas saat jangkah 10V dengan resistansi 20k /V × 10V = 200k .
Berkebalikan, multimeter digital memiliki resistansi konstan 1M (often 10M ) untuk seluruh jangkah ukur tegangan DC. Ini lebih dari cukup untuk seluruh rangkaian.
________________________________________
Pengukuran arus dan tegangan dengan multimeter
1. Pilih jangkah ukur dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih dapat dilakukan.
2. Sambungkan meter, yakinkan sambungan pada sisi yang benar.
Meter Digital akan selamat pada penyambungan terbalik, tetapi meter analog mmungkin menjadi rusak.
3. Jika pembacaan melampaui skala : sesegera mungkin lepaskan dan pilih jangkah ukur yang lebih tinggi.
Multimeter sangat mudah rusak oleh perlakuan sembrono mohon diperhatikan hal ini:
• Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah ukur.
• Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan kerangkaian.
• Jangan membiarkan jangkah ukur pada pengukuran arus (kecuali saat pembacaan ukuran).
Jangkah pengukur arus paling besar resiko kerusakannya karena berada pada resistansi rendah .
Pengukuran pada titik
pada banyak titik rangkaian sangat membingungkan, sebagai contoh pin 2 dari chip pewaktu 555 . Maka gunakan multimeter kedua?


Pengukuran teganagan pada titik.
• Hubungkanhitam ujung (negatif -) ke 0V, normalnya terminal negatif batteray atau catu daya. merah ujung (positif +) titik dimana anda menginginkan mengukur tegangan.
• Ujung hitam tetap tersambung pada 0V sementara ujung merah ujung penduga berpindah keberbagai titik pengukuran.
• Anda dapat mengunakan jepit buaya ke ujunghitam multimeter terpegang sementara dilakukan pengukuran.

Tegangan pada suatu titik ini berarti perbedaan tegangan antara titik-titik dengan 0V (nol volt) yang biasanya bagian negatif batteray atau catu daya. Biasanya 0V sebagai merupakan kembalian dalam diagram rangkaian.


Skala Multimeter Analog
Tanpa mengecilkan arti kemunculannya
tapi pertama harus dingat bahwa hanya satu
skala yang dibaca pada yang sama!
Skala teratas digunakan untuk mengukur resistansi.
Pembacaan skala analog
tilik penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang berhubungan. Untuk beberapa jangkah ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau 100 seperti ditunjukan pembacaan dibawah ini. Untuk jangkah ukur teganagn AC gunakan tanda merah sebab calibrasi skala sedikit geser.
Contoh pembacaan skala ditunjukan pada:
Jangkah ukur DC 10V: 4.4V (baca langsung skala 0-10 )
Jangkah ukur DC 50V: 22V (baca langsung skala 0-50 )
Jangkah ukur DC 25mA : 11mA (baca 0-250 dan bagi dengan 10)
Jangkah ukur AC 10V : 4.45V (gunakan skala merah, baca 0-10)
jika anda tidak biasa membaca skala analog sebaiknya menilik analogue display halaman seksi meter umum.

________________________________________
Pengukuran resistansi dengan multimeter
Untuk Pengukuran resistansi komponen harus tidak terhubung pada sebuah rangkaian. jika anda mencoba mengukur komponen dalam rangkaian anda akan mendapati kesalahan pembacaan (termasuk jika catu dilepas) anda akan merusak multimeter.
Cara yang digunakan setiap meter sangat berbeda maka perlu latihan yang dipisahkan:
Pengukuran resistansi dengan DIGITAL multimeter
1. Letakan jangkah ukur resistansi yang mungkin lebih besar dari yang ada.
perhatikan penampil menunjukan "off the scale" (biasanya kosong atau 1 pada sisi kiri). Jangan kuatir ini tidak salah,itu benar - resistansi udara sangat tinggi!
2. Sentuhkan ujung pengukur meter bersama dan periksa apakah terbaca nol.
jika tidak nol, putar sakelar ke 'Set Zero' jika tidak coba lagi.
3. Letakkan ujung penduga ke komponen.
Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!
Pengukuran resistansi dengan multimeter ANALOG
Skala resistansi meter analog normalnya berada paling atas, skala ini tidak umum sebab pembacaannya terbalik dan juga tidak linear (pada penbagianya). Ini tidak menguntungkan, tetapi ini terjadi karena kerjanya meter.
1. Letakan jangkah ukur resistansi yang paling sesuai.
Pilih jangkah ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai contoh: dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 50k pilih × 1k range.
2. Pegang ujung pengukur meter bersama dan tepatkan pengaturan didepan yang biasanya ditandai "0 ADJ" putar sampai jarum menunjukan nol (ingat skala o bagian kanan!).
jika tidak dapat ditera pembacaan nol, maka batteray didalam meter perlu diganti.
3. Letakkan penduga pada simpangan komponen .
Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama atau anda akan dapatkan kenaikan pembacaan!


Skala Multimeter Analog
Skala resistansi terletak paling atas, catat dibaca secara
terbalik dan tidak linier (termasuk jaraknya).
Pembacaan skala resistansi
untuk resistansi gunakan skala lebih tinggi, tidak hanya itu dia dibaca terbalik dan tidak linear (termasuk jaraknya).
Tilik peletakan sakelar jangkah sehingga anda tahu berapa pengalinya untuk pembacaan .
Contoh pembacaan ditampilkan sebagai berikut:
Jangkah × 10 : 260
Jangkah × 1k : 26k
jika tidak terbiasa membaca skala analog mungkin baik jika mengunjungi analogue display halaman sesi umum meter.

________________________________________
Pengujian dioda dengan multimeter
Cara yang digunakan untuk berbagai meter berbeda sehingga pelatihannya dipisahkan:


Diodes
a = anode
k = cathode
Pengujian dioda dengan multimeter DIGITAL
• Multimeter Digital mempunyai kekhususan untuk mengukur dioda , biasanya diberi penandaan simbol dioda.
• Hubungkan ujung merah (+) ke anode dan hitam (-) ke cathode. Dioda seharusnya sambung/terhubung dan meter akan menampilkan nilai (biasanya tegangan yang melintasi dioda dalam mV, 1000mV = 1V).
• Pembalikan sambungan. Pada saat ini dioda seharusnya tidak sambung sehingga metermenampilkan "off the scale" (biasanya kosong atau sebuah 1 pada sisi kiri layar).
Pengujian sebuah dioda dengan multimeter ANALOG
• Letakan multimeter analog kejangkah ukur resistansi rendah seperti × 10.
• secara dasar perlu dicatat polaritas ujung ukur multimeter analog adalah kebalikan dari jangkah ukur resistansi, sehingga ujung hitam adalah positive (+) dan ujung merah adalah negative (-)! Ini tidak menguntungkan, tetapi begitulah meter bekerjanya.
• Hubungkan ujung (+) hitam (+) ke anode dan warna merah (-) ke cathode. Dioda harus menghatar/tersambung meter menunjukan resistansi rendah (nilai pastinya tidak berhubungan).
• Reverse the connections. The diode should NOT conduct this way so the meter will show infinite resistance (on the left of the scale).


________________________________________
Pengujian transistor dengan sebuah multimeter


pengujian transistor NPN
Arahkan multimeter digital ke pengujian diode dan analog multimeter ke jangkah ukur rendah semisal × 10, seperti dijelaskan diatas untuk pengujian dioda.
Test pasangan dari ujung ukur pada kedua arah (keseluruhan enam pengujian):
• Junction base-emitter (BE) mempunyai kelakuan seperti dioda dan terhubung pada satu arah saja.
• Junction basis-collector (BC) mempunyai kelakuan seperti dioda dan terhubung pada satu arah saja.
• Sebuah collector-emitter (CE) harus tidak sambung ke arah lainnya.
Diagram menunjukan kebiasaan dalam transistor NPN . Diodenya berbalik arah pada transistor PNP tetapi cara pengukurannya yang sama dapat diterapkan.

Beberapa multimeter mempunyai fungsi tambahan sebagai pengukur transistor, silahkan mengikuti anjuran yang disertakan oleh pembuatnya.


Cermin
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Jump to: navigation, search
Cermin ialah sejenis benda yang boleh memantulkan cahaya ataupun bayang-bayang!
Cermin adalah permukaan memantul yang cukup licin untuk membentuk imej.


Cermin di laman.
Cermin awal terdiri daripada kepingan atau helaian logam digilap, biasanya logam perak atau tembaga apabila imej yang dipantuklan kembali adalah untuk dilihat (seperti perapian diri) tetapi juga dari logam lain apabila hanya penumpuan cahaya terbias yang diperlukan.
Kebanyakan cermin moden terdiri daripada lapisan nipis aluminium disalut pada kepingan kaca. Ia adalah sepuh belakang, di mana permukaan memantul dilihat melalui kepingan kaca; ini menjadikan cermin tahan, tetapi mengurangkan kualiti cermin kerana tambahan biasan permukaan depan kaca. Cermin seperti ini membalikkan sekitar 80% daripada cahaya tuju. "Bahagian belakang" cermin sering dicat hitam sepenuhnya untuk melindung logam dari hakisan.
Teleskop dan peralatan jitu yang lain menggunakan cermin sepuh hadapan front silvered, di mana permukaan memantul diletak dipermukaan hadapan kaca, yang memberikan kualiti imej lebih baik. Sesetengah dari mereka menggunakan perak, tetapi kebanyakannya menggunakan aluminum, yang lebih memantul pada gelombang pendek berbanding perak.
Kesemua lapisan ini mudah calar dan memerlukan pengendalian dengan cermat.
Ia memantulkan 90% hingga 95% daripada cahaya semasa baru. Lapisan ini biasanya dilekatkan melalui vakum vacuum deposition. Lapisan pelindung biasanya diletakkan sebelum cermin dikeluarkan dari vakum, kerana lapisan ini akan mengurai apabila ia terdedah kepada udara.
Kerana logam terdedah kepada oksigen dan kelembapan, ia terhakis perlahan-lahan. Oleh itu cermin sepuh hadapan perlu diganti permukaannya secara berulang untuk mengekalkan kualiti.


Pantulan dari cermin cembung sfera spherical convex mirror.
Kepantulan pelapisan cermin bergantung pada panjang gelombang cahaya dan juga pada logam itu sendiri, dan ini dipergunakan dalam kerja optik untuk menghasilkan cermin sejuk dan panas. Cermin sejuk dihasilkan menggunakan substrat lutsinar dan memilih bahan penyaduran yang memantulkan lebih banyak cahaya nampak dan merambatkan kurang cahaya inframerah. Cermin panas pula adalah sebaliknya, iaitu lebih memantulkan cahaya inframerah. Permukaan cermin kadang-kala diberikan penyaduran tambahan (overcoating) untuk membantutkan degradasi permukaan tersebut dan meningkatkan kepantulan bahagian-bahagian spektrum yang akan digunakan. Sebagai contoh, cermin aluminum biasanya disaluti magnesium florida. Kepantulan sebagai fungsi penjang gelombang bergantung kepada ketebalan pelapisan dan bagaimana ia disadurkan.
Untuk kerja optikal saintifik , cermin dielektrik biasanya digunakan. Ia merupakan substrat kaca (atau kadang-kadang bahan lain) yang disaluti satu atau lebih lapisan bahan dielektrik untuk menghasilkan penyaduran optik. Melalui pemilihan teliti tentang jenis dan ketebalan lapisan dielektrik, julat panjang gelombang dan jumlah pantulan cahaya daripada cermin boleh ditetapkan. Cermin terbaik dari jenis ini dapat memantulkan >99.999% cahaya yang menuju ke cermin tersebut. Cermin-cermin jenis ini selalunya digunakan dalam laser.
Sinaran cahaya dipantul oleh cermin pada sudut pantulan yang bersamaan dengan sudut tuju. Iaitu, sekiranya sinar cahaya memancar atas permukaan cermin pada sudut 30° dari tegak, maka ia akan dipantul pada titik tuju pada sudut 30° dari tegak pada arah yang bertentangan.


Gelombang cahaya dipantulkan dari cermin lengkong.
Bertentangan dengan kepercayaan am, cermin sebenarnya tidak menyongsangkan kiri-ke-kanan; ia sebenarnya menyongsangkan depan-ke-belakang sementara komponen kiri-ke-kanan dan atas-ke-bawah kekal tanpa perubahan. Kekeliruan berpunca daripada persepsi bahawa seandainya seseorang berdiri di belakang cermin berdepan dengan kita, seperti bagaimana kelihatan dalam pantulan kita, maka mereka akan kelihatan songsang kiri-ke-kanan relatif kepada diri kita sendiri. Akan tetapi, songsangan kiri-ke-kanan ini bukanlah dihasilkan oleh cermin tersebut, sebaliknya oleh orang khayalan yang bergerak kiri-ke-kanan untuk menghadap kita daripada belakang cermin.
Cermin pandang belakang digunakan dalam dan atas kenderaan.
Terdapatnya juga cermin mata gelap pandang belakang, yang mana hujung kiri kaca sebelah kiri dan hujung kanan kaca sebelah kanan berfungsi sebagai cermin.
Cermin sehala, juga digelar cermin dua hala (!), memantulkan kira-kira setengah cahaya dan membenarkan setengah yang lain untuk melaluinya. Ia merupakan sekeping kaca yang disadur lapisan logam hanya beberapa dozen ketebalan atom-atom, lalu membenarkan sebahagian cahaya melalui permukaannya (daripada dua-dua segi). Ia digunakan di antara sebuah bilik yang gelap dan sebuah lagi yang diterangi cahaya. Orang daripada bahagian yang diterangi cahaya dapat melihat pantulannya -- ia kelihatan seperti sekeping cermin yang biasa. Orang daripada bahagian yang gelap dapat melihat menerusinya -- ia kelihatan seperti tingkap lutsinar. Ia boleh digunakan untuk memerhati orang-orang yang disyaki melakukan jenayah, pelanggan (untuk mengelakkan kecurian), dsb. Cermin jenis yang sama, jika digunakan dalam radas optikal, dikenali sebagai cermin separa perak half-silvered mirror. Kegunaannya adalah untuk mengasingkan sinar cahaya supaya setengah akan lalu menerusinya, manakala setengah lagi dipantulkan -- ini amat berguna untuk interferometri.
Bebola pemantul hiasan daripada kaca nipis yang disadur logam, yang berfungsi sebagai penurunan cermin sudut luas, dijual pada masa-masa sebelum Krismas, untuk digunakan dalam penghiasan pokok Krismas yang dikenali sebagai bauble
Magnet
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Jump to: navigation, search


Magnet ialah sejenis logam yang juga dikenali dengan nama besi berani. Magnet mempunyai medan magnet dan dapat menarik butir-butir besi lain ke arahnya. Perkataan magnet berasal dari bahasa Greek "magnítis líthos" (μαγνήτης λίθος) yang bererti “batu magnesia”. Ini adalah kerana magnet mula-mula dijumpai di suatu daerah Asia kecil bernama Magnesia. Suatu keunikan yang ada pada magnet ini ialah apabila magnet itu digantung, arah yang ditunjukkannya ialah utara-selatan.
Selain magnet asli (yang dilombong), terdapat juga magnet yang dibuat manusia. Magnet asli ialah magnet yang kekal keadaannya, manakala magnet yang dibuat manusia ada yang kekal dan ada yang sementara (dipanggil elektromagnet). Kebanyakan magnet yang digunakan hari ini adalah dibuat oleh manusia.
Setiap magnet mempunyai satu 'kutub selatan' dan satu 'kutub utara'. Apabila satu hujung magnet didekati suatu hujung magnet yang lain, kedua-dua hujung akan menarik di antara satu dengan yang lain sekiranya hujung-hujung magnet itu mempunyai kutub yang berlainan. Sebaliknya akan berlaku sekiranya kedua-dua hujung mempunyai kutub yang sama.
[Sunting] Kegunaan magnet
• Jarum kompas adalah daripada magnet kekal.
• Pintu peti ais mempunyai magnet kekal supaya ia sentiasa tertutup.
• Kad ATM dan kad kredit mempunyai jalur magnet yang berisi maklumat.
• TV dan monitor komputer menggunakan elektromagnet untuk menghasilkan gambar.
• Mikrofon dan pembesar suara menggunakan kombinasi magnet kekal dan elektromagnet.
• Media rakaman magnetik: Tape VHS biasa sebenarnya mengandungi golongan tape bermagnet. Maklumat yang menghasilkan video dan bunyi dikodkan pada lapisan bermagnet pada tape. Ini merupakan sebab magnet akan memusnahkan maklumat dalam tape jenis ini. Keset audio kompak juga bergantung kepada tape bermagnet.
• kad kredit, kad debit, dan kad ATM : Kesemua kad ini mempunyai jalur bermagnet pada sisi. Jalur ini mengandungi maklumat yang diperlukan bagi menghubungi institusi kewangan persendirian dan menghubungkan dengan akaun mereka.
• magnet pada peti sejuk memastikan pintu peti sejuk kedap udara, dengan itu mengelakkan pembaziran tenaga.
• Common televisions and computer monitors: The vast majority of TV's and computer screens rely in part on an electromagnet to generate an image--see the article on cathode ray tubes for more information. Plasma screens and LCDs rely on different technology entirely.
• Pembesar suara dan mikrophon: Pembesar suara sebenarnya adalah gabungan magnet kekal dan elektromagnet. Pembesar suara pada asasnya peranti yang menukar tenaga eletrik (isyarat) kepada tenaga mekanikal (bunyi). Elektromagnet membawa isyarat, yang menghasilkan perubahan medan megnet dan menarik medan yang terdapat pada magnet kekal. Pergerakan penarikan dan penolakan menggerakkan kon, yang menghasilkan bunyi. Kebanyakan pembesar suara bergantung kepad teknologi ini, tetapi terdapat juga yang menggunakan konsep yang berlainan. Mikrophon piawaian berasaskan kepada konsep yang sama, tetapi menyongsang. Mikrophon mempunyai kon atau selaput yang terlekat kepada gelongan wayar. Gelung itu terletak dalam megnet berbentuk khas. Apabila bunyi mengegarkan selaput, gelung itu turut bergetar dan menghasilkan voltage apabila ia melalui medan magnet (lihat hukum Lenz ). Voltage dalam wayar ini sekarang adalah isyarat eletrik yang mewakili bunyi asal.
• Motor eletrik dan generator: Motor eletrik (seperti mana pembesar suara) bergantung kepada gabungan eletromagnet dan magnet kekal, dan sepertimana pembesar suara, menukar tenaga eletrik kepada tenaga mekanikal. Generator bertindak menyongsang: Ia menukar tenaga mekanikal kepada tenaga eletrik.
• Transformer: Transformer merupakan peranti yang menukar tenaga eletrik antara dua peranti yang terpisah secara eletrik melalui penyambung magnet.
• chuck: Chuck digunakan di dalam kerja logam bagi memegang objek. Sekiranya objek ini boleh dipegang menggunakan magnet kemudian permanent or electromagnetic chuck mungkin digunakan. Magnet juga digunakan apabila ciri-ciri mereka berguna, contoh: Tapak megnet atau pemegang bermagnet
[Sunting] Daya magnet
Mengira daya tarikan atau tolakan antara dua magnet secara umum adalah amat rumit, kerana ia bergantung kepada bentuk magnet, kemagnetannya, kedudukan dan jarak dua magnet itu. Akan tetapi ada satu formula yang boleh digunakan untuk kes mudah daya di antara dua kutub magnet:
[1]
di mana
F merupakan daya (unit SI: newton)
m merupakan kekuatan kutub (unit SI: weber)
μ merupakan kebolehtelapan (permeability) medium (unit SI: tesla meter per ampere)
r merupakan jarak antara dua magnet (unit SI: meter).




Potentiometer
From Wikipedia, the free encyclopedia
• Have questions? Find out how to ask questions and get answers. •
Jump to: navigation, search

It has been suggested that Determining emf of primary cells using potentiometer be merged into this article or section. (Discuss)
A potentiometer is a variable resistor that can be used as a voltage divider.
Originally a potentiometer was an instrument to measure the potential (or voltage) in a circuit by tapping off a fraction of a known voltage from a resistive slide wire and comparing it with the unknown voltage by means of a galvanometer.
The present popular usage of the term potentiometer (or 'pot' for short) describes an electrical device which has a user-adjustable resistance. Usually, this is a three-terminal resistor with a sliding contact in the center (the wiper). If all three terminals are used, it can act as a variable voltage divider. If only two terminals are used (one side and the wiper), it acts as a variable resistor. Its shortcoming is that of corrosion or wearing of the sliding contact, especially if it is kept in one position.
Contents
[hide]
• 1 Potentiometer as measuring instrument
o 1.1 Constant current potentiometer
o 1.2 Constant resistance potentiometer
o 1.3 Microvolt potentiometer
o 1.4 Thermocouple potentiometer
• 2 Potentiometer as electronic component
o 2.1 Types of potentiometers
 2.1.1 Low-power types
 2.1.1.1 Linear potentiometers
 2.1.1.2 Logarithmic potentiometers
 2.1.2 High-power types
 2.1.3 Digital control
o 2.2 Applications of potentiometers
 2.2.1 Transducers
 2.2.2 Audio control
• 3 Theory of operation
• 4 Early patents
• 5 See also
• 6 External links

[edit] Potentiometer as measuring instrument


Schematic symbol for a potentiometer. The arrow represents the moving terminal, called the wiper.
The original potentiometer is a type of bridge circuit for measuring voltages by comparison between a small fraction of the voltage which could be precisely measured, then balancing the two circuits to get null current flow which could be precisely measured. The word itself derives from the phrase "voltage potential," and "potential" was used to refer to "strength." The original potentiometers are divided into four main classes: the constant resistance potentiometer, the constant current potentiometer, the microvolt potentiometer and the thermocouple potentiometer.
[edit] Constant current potentiometer
This is used for measuring voltages below 1.5 volts. In this circuit, the unknown voltage is connected across a section of resistance wire the ends of which are connected to a standard electrochemical cell that provides a constant current through the wire, The unknown emf, in series with a galvanometer, is then connected across a variable-length section of the resistance wire using a sliding contact(s). The sliding contact is moved until no current flows into or out of the standard cell, as indicated by a galvanometer in series with the unknown emf. The voltage across the selected section of wire is then equal to the unknown voltage. All that remains is to calculate the unknown voltage from the current and the fraction of the length of the resistance wire that was connected to the unknown emf. The galvanometer does not need to be calibrated, as its only function is to read zero. When the galvanometer reads zero, no current is drawn from the unknown electromotive force and so the reading is independent of the source's internal resistance.
[edit] Constant resistance potentiometer
The constant resistance potentiometer is a variation of the basic idea in which a variable current is fed through a fixed resistor. These are used primarily for measurements in the millivolt and microvolt range.
[edit] Microvolt potentiometer
This is a form of the constant resistance potentiometer described above but designed to minimize the effects of contact resistance and thermal emf. This equipment is satisfactorily used down to readings of 10 nV or so.
[edit] Thermocouple potentiometer
Another development of the standard types was the 'thermocouple potentiometer' especially modified for performing temperature measurements with thermocouples. [1]
[edit] Potentiometer as electronic component


Construction of a wire-wound circular potentiometer. The resistive element (1) of the shown device is trapezoidal, giving a non-linear relationship between resistance and turn angle. The wiper (3) rotates with the axis (4), providing the changeable resistance between the wiper contact (6) and the fixed contacts (5) and (9). The vertical position of the axis is fixed in the body (2) with the ring (7) (below) and the bolt (8) (above).
In modern usage, a potentiometer is a potential divider, a three terminal resistor where the position of the sliding connection is user adjustable via a knob or slider. Potentiometers are sometimes provided with one or more switches mounted on the same shaft. For instance, when attached to a volume control, the knob can also function as an on/off switch at the lowest volume.
Ordinary potentiometers are rarely used to control anything of significant power (even lighting) directly due to resistive losses, but they are frequently used to adjust the level of analog signals (e.g. volume controls on audio equipment) and as control inputs for electronic circuits (e.g. a typical domestic light dimmer uses a potentiometer to set the point in the cycle at which the triac turns on). Potentiometers used to control high power are normally called rheostats.
[edit] Types of potentiometers
[edit] Low-power types


A typical single turn potentiometer
A potentiometer is constructed using a flat graphite annulus (ring) as the resistive element, with a sliding contact (wiper) sliding around this annulus. The wiper is connected to an axle and, via another rotating contact, is brought out as the third terminal. On panel pots, the wiper is usually the centre terminal. For single turn pots, this wiper typically travels just under one revolution around the contact. 'Multiturn' potentiometers also exist, where the resistor element may be helical and the wiper may move 10, 20, or more complete revolutions. In addition to graphite, other materials may be used for the resistive element. These may be resistance wire or carbon particles in plastic or a ceramic/metal mixture called cermet. One popular form of rotary potentiometer is called a string pot. It is a multi-turn potentiometer with an attached reel of wire turning against a spring. It's very convenient for measuring movement and therefore acts as a position transducer. In a linear slider pot, a sliding control is provided instead of a dial control. The word linear also describes the geometry of the resistive element which is a rectangular strip, (not an annulus as in a rotary potentiometer). Because of their construction, this type of pot has a greater potential for getting contaminated. Potentiometers can be obtained with either linear or logarithmic laws (or "tapers").


PCB mount trimmer potentiometers, or "trimpots", intended for infrequent adjustment.
[edit] Linear potentiometers
A linear pot has a resistive element of constant cross-section, resulting in a device where the resistance between the contact (wiper) and one end terminal is proportional to the distance between them. Linear describes the electrical 'law' of the device, not the geometry of the resistive element.
[edit] Logarithmic potentiometers
A log pot has a resistive element that either 'tapers' in from one end to the other, or is made from a material whose resistivity varies from one end to the other. This results in a device where output voltage is a logarithmic (or inverse logarithmic depending on type) function of the mechanical angle of the pot.
Most (cheaper) "log" pots are actually not logarithmic, but use two regions of different, but constant, resistivity to approximate a logarithmic law. A log pot can also be simulated with a linear pot and an external resistor. True log pots are significantly more expensive.
[edit] High-power types


A high power toroidal wirewound rheostat.
A rheostat is essentially a potentiometer, but is usually much larger, designed to handle much higher voltage and current. Typically these are constructed as a resistive wire wrapped to form a toroid coil (or most of one) with the wiper moving over the upper surface of the toroid, sliding from one turn of the wire to the next. Sometimes a rheostat is made from resistance wire wound on a heat resisting cylinder with the slider made from a number of metal fingers that grip lightly onto a small portion of the turns of resistance wire. The 'fingers' can be moved along the coil of resistance wire by a sliding knob thus changing the 'tapping' point. They are usually used as variable resistors rather than variable potential dividers.
[edit] Digital control
Digitally Controlled Potentiometers (DCPs) or digipots can be used in analogue signal processing circuits to replace potentiometers. They allow small adjustments to be made to the circuit by software, instead of a mechanical adjustment. Because this type of control is updated only infrequently, it often has a slow serial interface, like I²C. Some types have non-volatile memory to enable them to remember their last settings when the power is switched off.
The same idea can be used to create Digital Volume Controls, attenuators, or other controls under digital control. Usually such devices feature quite a high degree of accuracy, and find applications in instrumention, mixing desks and other precision systems.
The DCP should not be confused with the digital to analogue converter (DAC) which actually creates an analogue signal from a digital one. A DCP only controls an existing analogue signal digitally. However, some DACs using resistive R-2R architecture have been functionally used as DCPs where the (varying) analogue signal is input to the reference voltage pin of the DAC and the digitally-controlled attenuated output is taken from the output of the DAC.
[edit] Applications of potentiometers
[edit] Transducers
Potentiometers are also very widely used as a part of displacement transducers because of the simplicity of construction and because they can give a large output signal.
[edit] Audio control


Sliding potentiometers ("faders")
One of the most common uses for modern low-power potentiometers is as audio control devices. Both sliding pots (also known as faders) and rotary potentiometers (commonly called knobs) are regularly used to adjust loudness, frequency attenuation and other characteristics of audio signals.
The 'log pot' is used as the volume control in audio amplifiers, where it is also called an "audio taper pot", because the amplitude response of the human ear is also logarithmic. It ensures that, on a volume control marked 0 to 10, for example, a setting of 5 sounds half as loud as a setting of 10. There is also an anti-log pot or reverse audio taper which is simply the reverse of a log pot. It is almost always used in a ganged configuration with a log pot, for instance, in an audio balance control.
A potentiometer used in combination with an inductor or capacitor acts as a "tone" control.
[edit] Theory of operation

A potentiometer with a resistive load, showing equivalent fixed resistors for clarity.
The 'modern' potentiometer can be used as a potential divider (or voltage divider) to obtain a manually adjustable output voltage at the slider (wiper) from a fixed input voltage applied across the two ends of the pot. This is the most common use of pots.
The voltage across RL is determined by the formula:

The parallel lines indicate components in parallel. Expanded fully, the equation becomes:

Although it is not always the case, if RL is large compared to the other resistances (like the input to an operational amplifier), the output voltage can be approximated by the simpler equation:

As an example, assume
, , , and .
Since the load resistance is large compared to the other resistances, the output voltage VL will be approximately:

Due to the load resistance, however, it will actually be slightly lower: ≈ 6.623 V.
One of the advantages of the potential divider compared to a variable resistor in series with the source is that, while variable resistors have a maximum resistance where some current will always flow, dividers are able to vary the output voltage from maximum (VS) to ground (zero volts) as the wiper moves from one end of the pot to the other. There is, however, always a small amount of contact resistance.
In addition, the load resistance is often not known and therefore simply placing a variable resistor in series with the load could have a negligible effect or an excessive effect, depending on the load.
8. Reostat

fungsi:
Kebutuhan para ilmuwan untuk mengubah-ubah arus dalam sirkuit membuat mereka mengembangkan resistor atau rheostat yang dapat diatur. Desain yang sederhana adalah yang menggunakan kawat tahanan khusus yang terbuat dari kombinasi logam seperti nikel dan tembaga. Ini akan menimbulkan tahanan pada arus meskipun tidak banyak.
Analisa rheostat:
Kawat tahanan panjang digulung dalam bentuk kumparan dalam tube isolasi. Model gulungan ini lebih baik daripada merentangkannya. Kawat menyentuh kontak yang diselipkan di sepanjang bagian atas. Listrik yang berasal dari baterai masuk melalui satu terminal, kemudian terus ke dalam kumparan tahanan. Saat kontak meluncur ke satu arah, listrik melewati kawat tahanan yang lebih banyak, tahanan rheostat meningkat. Begitu kontak bergerak ke arah berlawanan tahanan pun turun.

hubungan gaya dan gerak getaran

HUBUNGAN GAYA DENGAN GERAK GETARAN
Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik
Kompetensi Dasar : Menganalisis hubungan gaya dan gerak getaran
Indikator :
1. Menyebutkan gerak harmonik sederhana
2. Menganalisis simpangan, kecepatan, percepatan pada gerak harmonik sederhana
3. Menentukan persamaan gerak harmonik pada pegas
4. Menentukan persamaan gerak harmonik pada bandul sederhana
5. Menjelaskan prinsip superposisi pada gerak harmonik sederhana
6. Menjelaskan prinsip energi pada gerak harmonik sederhana
Konsep-Konsep Esensial :
1. Amplitudo
2. Fase
3. Frekuensi
4. Kecepatan sudut
5. Kedudukan setimbang
6. Perioda
7. Sudut fase
8. Beda fase
9. Superposisi
10. Energi kinetik
11. Energi potensial
12. Energi mekanik
13. Gaya pemulih
Konsep Prasyarat :
1. Gerak melingkar
2. Gaya gesekan
3. Gaya berat
4. Getaran
Peta Konsep









Bagan Materi














Analisis Materi
 Getaran
Gejala getaran banyak dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Senar gitar, beduk, pita suara, bandul jam dinding, dan mistar merupakan benda-benda yang dapat memperlihatkan gejala getaran. Perhatikan senar yang sedang dipetik dan beduk yang dipukul. Senar itu tampak bergerak ke atas dan kebawah secara berulang-ulang, kulit beduk juga bergerak naik turun secara berulang-ulang bila dipukul. Jika diperhatikan dengan cermat, ternyata senar dan kulit beduk bergerak naik turun disekitar titik seimbangnya. Gerak bolak balik dititik keseimbangannya ini disebut sebagai getaran.



 Gerak Harmonik
Pada saat kita memetik senar gitar, senar tersebut akan bergetar di titik kesetimbangannya. Dari masing-masing getaran tiap petikan akan membutuhkan waktu untuk kembali ke posisi setimbangnya, dan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran tersebut adalah perioda. Apabila periodanya tetap maka disebut gerak harmonik.




 Gerak Harmonik Sederhana


Mula-mula benda berada dalam posisi diam (setimbang) dan pegas tidak tertekan atau teregang (gambar a), kemudian benda ditarik kekanan (gambar b) dan dilepaskan. Selama benda berada pada sumbu x positif, gaya pemulih F arahnya ke kiri sehingga bernilai negatif (gambar c). Adapun pengertian dari gaya pemulih adalah gaya yang bekerja pada gerak harmonik yang selalu mengarah pada titik kesetimbangan dan besarnya sebanding dengan simpangannya. Secara matematis gaya pemulih ini dapat dituliskan sebagai berikut;

Persamaan diatas merupakan pernyataan dari Hukum Hooke. Sedangkan, jika benda berada pada sumbu x negatif, gaya pemulih F arahnya ke kanan sehingga bernilai positif. Oleh karena itu, pada arah yang demikian secara matematis gaya pemulih ini dapat dituliskan sebagai berikut;
F = kx
Jadi gaya pemulih bersifat melawan arah simpangan gerak benda, memperlambat gerak benda, dan menyebabkan benda bergerak bolak-balik hingga akhirnya benda berhenti di titik kesetimbangannya. Dari gambar dapat dilihat bahwa lintasan yang dibentuk oleh gerak bolak-balik pegas berupa garis lurus (lintasan tetap). Gerak dengan linatasan tetap seperti ini dinamakan gerak harmonik sederhana.


a. Persamaan Simpangan Gerak Harmonik












Persamaan Simpangan gerak harmonik sederhana dapat diperoleh melalui proyeksi titik P terhadap sumbu Y. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa titik P diproyeksikan terhadap sumbu Y menjadi titik O, dimana titik O merupakan titik setimbang. Dari gambar diatas tampak pula bahwa titik C merupakan proyeksi titik B pada garis .
Titik C akan melakukan gerak harmonik sepanjang . Posisi titik C terhadap titik setimbang (titik O) disebut simpangan. Simpangan terjauh yang dialami adalah atau dan simpangan terjauh ini disebut amplitudo (A).
Besar simpangan terjauh sama dengan jari-jarilintasan titik B (PB = R = A). Jika kita perhatikan segitiga siku-siku PB’B pada gambar diatas B’B =y’ = y dan sudut B’PB = θ. Maka akan berlaku:

Atau dapat dituliskan:

Karena , maka:

Apabila sudut awal yang dibentuk oleh B adalah 0 , maka persamaannya menjadi:



Dari persamaan simpangan kita dapat menentukan sudut fase:

, sudut dalam fungsi sinus disebut sudut fase. Yang besarnya:


Persamaan diatas dapat pula ditulis , dimana dinamakan fase getaran. Dengan demikian fase getaran adalah:


Fase getaran tidak mempunyai satuan. Beda fase sebuah benda yang bergetar pada saat t = t1 dan t = t2 untuk adalah:


Beda fase dalam gerak harmonik hampir sama dengan sudut dalam trigonometri. Beda fase yang lebih besar dari 1 dapat dinyatakan dengan sama dengan beda fase . Dua kedudukan benda yang bergerak harmonik sederhana sefase jika beda fasenya nol (0) dan berlawanan fase jika beda fasenya setengah .


b. Persamaan Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Sama halnya dengan simpangan persamaan kecepatan diperoleh dengan memproyeksikan kecepatan linier pada titik B yang bergerak melingkar beraturan pada sumbu y.








Kecepatan linier gerak melingkar titik sebesar dengan jari-jari (amplitudo getaran), maka kecepatan titik B dapat dinyatakan sebagai .
Dengan melihat gambar diatas maka kecepatan getaran adalah . Sehingga persamaan kecepatannya dapat ditulis menjadi ;



Cara lain menentukan rumusan kecepatan yaitu dengan mendiferensialkan fungsi simpangan (y) terhadap waktu (t).




Kecepatan maksimum akan terjadi jika , sehingga besar kecepatan maksimum adalah ;

Sehingga persamaan kecepatan dapat ditulis sebagai berikut ;


c. Persamaan Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Percepatan gerak harmonik diperoleh dengan memproyeksikan percepatan sentripetal ( ) pada sumbu y.












Karena maka ;

Percepatan gerak harmonik titik adalah ;




Karena maka persamaan percepatannya menjadi:


Arah percepatan titik menuju ketitik seimbang dan berlawanan arah dengan simpangan sehingga diberi tanda negatif. Untuk mencari percepatan dapat juga dengan mendiferensialkan fungsi kecepatan (v) terhadap waktu (t).



Nilai percepatan maksimum pada saat atau rad. Sehingga percepatan maksimum getaran gerak harmonik sederhana adalah;

d. Superposisi Gerak Harmonik
Sebuah benda mempunyai kemampuan untuk melakukan 2 getaran sekaligus, salah satu contoh benda yang mempunyai kemampuan tersebut adalah pada pegas. Jika kita mempunyai sebuah pegas dalam keadaan seimbang dengan massa m seperti gambar berikut;




Apabila diberi gaya sebesar F maka akan mempunyai simpangan sebesar ψ seperti pada gambar berikut;





Dan bila beban tersebut ditambah pegas lagi, kemudian diberi gaya F1 dan F2 maka beban tersebut akan mempunyai simpangan ψ1 dan ψ2, seperti pada gambar berikut;




Suatu benda yang dapat melakukan dua getaran tersebut dapat ditentukan bentuk gelombangnya, bentuk gelombang tersebut dapat diperoleh dengan menjumlahkan simpangan dari tiap – tiap getaran tersebut. Kegiatan mejumlahkan simpangan – simpangan getaran tersebut itulah yang dinamakan superposisi.
Analisis superposisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara grafis dan secara matematis.
1. Superposisi Dua Getaran yang Segaris secara Grafis
Apabila dua getaran yang dialami oleh sebuah benda atau titik pada saat yang sama, simpangan benda atau titik tersebut merupakan jumlah aljabar setiap simpangan. Perpaduan dua getaran tersebut dirumuskan sebagai berikut.
y = y1 + y2
Keterangan;
y1 = simpangan getaran I pada suatu saat
y2 = simpangan getaran II pada saat yang sama
y = simpangan perpaduan getaran I dan getaran II pada saat tersebut
Perpaduan dua getaran tersebut dapat dilukiskan seperti pada gambar berikut;












2. Superposisi Dua getaran yang Segaris secara Matematis
Untuk menentukan superposisi dua gerak harmonik secara matematis, maka kita harus membahas penjumlahan dua fungsi trigonometri terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut:
a. dan



b. dan



Untuk dua gerak harmonik yang memiliki amplitudo sama yaitu A dan perioda berbeda yaitu dan , maka persamaan gerak harmonik menjadi:



Maka superposisi simpangan kedua gerak harmonik tersebut akan menjadi:



dengan adalah persamaan simpangan superposisi dua getaran.

e. Energi Gerak Harmonik Sederhana
Pada gerak harmonik sederhana misalnya pegas, besar energi potensialnya adalah ;

Karena k = m , dan y = A sin, maka diperoleh ;
=
Energi kinetik benda yang bermassa m dan memiliki kecepatan v adalah EK = . Pada gerak harmonik v = mA cos atau maka diperoleh ;
Ek =
Oleh karena itu, energi mekanik gerak harmonik adalah;



f. Gerak Harmonik Sederhana pada Pegas
Untuk gerak harmonik pada pegas, perioda dan frekuensi dapat dihitung dengan menyamakan gaya pemulih dengan gaya sentripetal, karena gerak harmonik pada hakikatnya merupakan proyeksi gerak melingkar beraturan pada salah satu sumbu utamanya.

Dengan , maka:






Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa periode dan frekuensi gerak harmonik pada pegas hanya bergantung pada massa benda dan konstanta gaya pegas.
Persamaan tersebut diperoleh berdasarkan analisis gerak harmonik pada pegas tunggal. Sedangkan untuk pegas gabungan (susunan seri, paralel atau kombinasi keduanya), persamaan tersebut masih berlaku, namun pada persamaan tersebut menyatakan gaya pegas pengganti.



g. Gerak Harmonik pada Ayunan Sederhana






Gambar diatas merupakan gambar sebuah ayunan yang terbuat dari seutas tali panjang l yang digantungi beban bermassa m, dikatakan ayunan sederhana karena massa seutas tali diabaikan. Ketika sebuah bandul diberikan simpangan yang kecil, maka bandul akan menyimpang. Seperti yang telah diketahui bahwa gerak harmonik selalu dipengaruhi oleh sebuah gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan benda dan arahnya selalu menjauhi kedudukan setimbangnya. Kedudukan setimbang gerak harmonik pada ayunan sederhana adalah titik O. Gaya yang menuju titik O adalah gaya mg sinθ, dengan θ adalah sudut simpangan gerak harmonik. Besarnya simpangan arah mendatar adalah x, dengan
x = l sin θ sin θ =
gaya yang menuju kedudukan setimbangnya adalah
F = -mg sin θ, dengan sin θ =
F = -mg
Telah diketahui bahwa gaya (F) sebanding dengan simpangannya (x) dan sebanding dengan konstanta gaya (k).
F = -kx dan F = -mg
k = , dengan k = mω2
akan diperoleh
= mω2 ω2=
Oleh karena ω = maka,



dan sehingga












DAFTAR PUSTAKA
Foster, bob. 2003. Terpadu Fisika SMU Kelas 3. Erlangga: Jakarta.
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo: Bandung.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Erlangga: Bandung.
Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Phiβeta: Jakarta.
Sutriyono dkk. 2004. MASTER (Materi Ringkas & Soal Terpadu) Fisika SMA. Erlangga: Jakarta.
Tipler, Paul A. 2001. Terjemahan Fisika Untuk Sains dan teknik Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga: Jakarta.

Minggu, 17 Januari 2010

karakteristik model pembelajaran inkuiry


Proses belajar mengajar dengan model inkuiri menurut Kuslan dan Stone (Ida bagus Putrayasa.2000:39) ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menggunakan ketrampilan proses
b. Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu
c. Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah
d. Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri
e. Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau eksperimen,
f. Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data mengadakan pengamatan, membaca/ menggunakan sumber lain.
g. Siswa melakukan penelitian secara indivdu/kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut.
h. Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.
Berdasarkan pada ciri-ciri model pembelajaran inkuiri diatas maka guru berusaha membimbing melatih dan membiasakan siswa terampil berfikir karena mereka mengalami keterlibatan secara mental maupun secara fisik seperti terampil menggunakan Alat, terampil untuk merangkai peralatan percobaan dan sebagainya. Pelatihan dan pembiasaan siswa untuk terampil berfikir dan terampil secara fisik tersebut merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih besar yaitu tercapainya ketrampilan proses ilmiah sekaligus terbentuknya sikap ilmiah disamping penguasaan konsep, prinsip, hukum dan teori.

karakteristik model pembelajaran inkuiry


Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri
1. Koneksi
  • proses koneksi melalui : konsiliasai, pertanyaan, dan observasi
  • siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi dengan konsep komunitas sains.
  • dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena
  • guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja, menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan hubungan dengan literature.
2. Desain
  • proses desain melalui prosedur materi.
  • siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakana yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi integrasi konsep sains dengan proses sains.
  • guru memantau ketepatan aktifitas siswa
3. Investigasi
  • proses melalui koleksi dan mempresentasikan data
  • siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi data dengan cara yang logis dan bermakna, dan memperjelas hasil penyelidikan.
4. Membangun Pengetahuan
  • proses melalui reflektif – konstruksi – prediksi.
  • konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi arti yang lebih bermakna dan mampu berfikir kritis. Ia harus menghubungkan antara interpretasi ilmiah yang diterima.
  • siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru yang mengembangkan inferensi, generalisasi, dan prediksi.
  • guru bertukar pendapatterhadap pemahaman siswa.


inquiry


1. Pengertian Dan Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri
kuiri dalam bahasa inggris “Inquiry” berarti pertanyaan atau pemeriksaan atau penyelidikan. Suchman (Hilda Kanli dan Margaretha , 2002:111) mengembangkan model pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri. Model pembelajaran ini melatih siswa dalam proses untuk menginvestigasi dan menjelaskan suatu fenomena yang tidak biasa. Model pembelajaran ini mengajak siswa untuk melakukan hal yang serupa seperti para ilmuwan dalam usaha mereka untuk mengorganisir pengetahuan dan membuat prinsip-prinsip.
Inkuiri yang dikemukakan oleh Moh Oemar dalam bukunya Inquiry-Discovery-Problem Solving dalam pengajaran IPS menyatakan bahwa suatu kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis-kritis-analisis menuju suatu kesimpulan yang menyakinan.
Inkuiri yang dikemukakan oleh Thorstone (Moh Oemar, 1980:22) menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu kegiatan siswa mencari sesuatu sampai tingkatan “yakin” (belief-percaya) tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta, analisa interpretasi serta pembuktiannya. Bahkan lebih dari itu dalam inkuiri akan dicari tingat pencarian alternatif (pilihan kemungkinan) pemecahan masalah tersebut.
Oemar Hamdik (1999) menyatakan bahwa :pengajaran berdasarkan inkuiri (Inquiry based Teaching) adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered-strategi) dimana kelompok-kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Dalam hubungan ini perlu dibahas pendekatan generalisasi terhadap inquiry yang disebut inkuiri yang berpusat pada masalah (Problem Centered Inquiry) yang terdiri atas dua jenis, yakni Inquiri yang berorientasi kepada discover (Discovery-oriented Inquiry) dan inquiri berdasarkan kebijakan (Policy-Based-Inquiry)
Piaget memberikan definisi pendekatan inkuiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak/siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan stone (Euis Mulyani, 2003:7) mendefinisikan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan
W. Gellu (2005,84) mendefinisikan inkuiri sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analisis. Sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap ilmiah sehingga pembelajaran TIK akan terasa lebih bermakna


b. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri
Tujuan umum dari latihan model pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.